Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Totto Chan Gadis Cilik di Jendela

Totto Chan Gadis Cilik di Jendela

Sudah pernah lihat novel ini belum? Atau malah sudah baca? Ini novel anak terjemahan dari Jepang, begitulah sekilas saya baca di halaman sebelum daftar isi. Novel anak ini juga sudah lebih dari 3 kali dicetak ulang, berarti bisa dikatan best seller ya... :)

Baiklah, saya akan sedikit menceritakan isi dari novel itu. Tapi sebelumnya ijinkan saya beritahukan, dari mana saya bisa mendapatkan atau membaca novel anak itu. Kemarin saya berkunjung ke rumah kepononakan dan menemukan novel anak itu tergeletak di kasur depan tv. Setelah usut punya usut, ternyata dia pinjam dari temannnya yang suka baca dan banyak buku. Keponakan saya itu kelas 5 SD.

Totto Chan adalah sebuah nama anak kecil. Ceritanya di awali dari perjalanan anak kelas 1 SD itu bersama mamanya di sebuah stasiun. Latar ceritanya memang Jepang, pasti sudah pada tahu, Jepang sebagai pemilik alat transportasi massal populer itu dan juga banyak digunakan latar cerita-cerita dari Jepang. Totto Chan bersama mamanya akan pergi ke sekolah barunya, saya lupa nama kota sekolah barunya itu. Saat di stasiun, dia ingin meminta karcis kereta pada penjaga stasiun itu, tapi oleh petugas yang berperawakan agak gemuk dan kelihatan baik hati itu tidak diperbolehkan, sampai ada percakapan antara keduanya. Melihat, petugas stasiun yang dapat memintai karcis dan mengumpulkan dalam kotak itu Totto Chan jadi berkeinginan menjadi petugas stasiun saja nanti kalau sudah besar, yang sebenarnya pada mamanya dia pernah bicara ingin jadi penyanyi jalanan.

Dalam perjalanan, cerita itu menjadi flash back ke belakang, kenapa Totto Chan anak kelas 1 ini harus pindah sekolah. Sebanarnya Totta chan dikeluarkan dari sekolahnya terdahulu, tetapi mamanya tidak mengatakan itu pada anaknya. Mamanya menawarkan pada Totto Chan, maukah dia sekolah di sekolahan yang lebih menyenangkan. Setelah berpikir cukup lama akhirnya dia mau.

Di sekolahnya dulu, Totta Chan banyak berulah, sampai gurunya tidak sanggup lagi. Di novel itu diceritakan, gurunya menceritakan keanehan Totto Chan pada ibunya yang menyebabkan dia dikeluarkan dari sekolah. Dia suka membuka menutup mejanya sampai ratusan kali dalam satu jam pelajaran. Bayangkan meja kelas di Jepang, yang bisa dibuka seperti peti, setiap salah mengambil penghapus dan memasukan lagi, berulang kali seperti itu, bahkan kepalannya juga dimasukan untuk mencari alat tulisnya di dalam.

Pernah juga suatu ketika, Totto Chan berdiri di jendela kelas, berteriak-teriak berbicara dengan penyanyi jalanan yang lewat dan memintanya untuk menyanyi, tentu saja teman-temannya yang lain jadi ikutan melihat. Keesokan harinya Totto Chan, berdiri jendela dan guru pun membiarkan karena dengan begitu dia akan tenang dan tidak menggangu kelas, tapi apa yang terjadi? Totto Chan terus berteriak “Hai, sedang apa kamu?” itu dilakukan berulang kali hingga memaksak gurunya datang dan ingin melihat siapa yang diajak bicara Totto Chan, setelah mengeluarkan kepalanya dan melihat kiri kanan guru tidak melihat ada orang. Totto Chan terus saja berteriak “Hai, sedang apa kamu?” tahu nggak dia sedang bicara dengan siapa? Dengan burung seriti yang sedang membuat sarang. Dan juga keanehan-keanehan lain yang dilakukan Totto Chan. Bayangkan saja keanehan itu dilakukan oleh anak kecil berusia kelas 1 SD. ;)

Sampai akhirnya mama dan Totto Chan sampai di sekolah barunya, Sekolah baru yang gapuranya dipenuhi tanaman, sekolah yang dipagari tanaman, pohon bukan tembok beton, sekolah yang kelasnya berasal dari gerbong kereta yang tak digunakan lagi? Bagaimana Totto Chan melihat sekolah barunya itu?  Senang bukan kepalang, sampai akhirnya mama dan Totto Chan menemui kepala sekolahnya. Apakah Totto Chang di terima di sekolah baru itu? Ia diterima dan bisa bersekolah di sekolah itu. Dia tak sabar menunggu besok untuk datang sekolah di sekolah itu. Cerita-cerita selanjutnya yang menarik, keanehan-keanehan Totto Chan, tentang sekolahnya baca sendiri ya,, Cari, pinjam atau beli novel anak itu, saya sendiri membacanya masih 50 halaman, masih seperlima dari tebal novel itu, masih mau pinjam lagi. Selamat mencari dan membaca :lol: