Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Kuliner dan Barang Tempo Dulu di Blitar Djadoel Jilid 3


Tahun ini Blitar Djadoel memasuki tahun ketiga, sejak dimulai tahun 2011 yang lalu. Acara yang diselenggarakan dalam memeriahkan hari jadi Kota Blitar ke-107 ini berlangsung mulai tanggal 9-13 April 2013. Tiga tahun yang lalu, atau pertama kali Blitar Djadoel digelar, sempat juga saya bersama teman-teman sepulung kuliah waktu itu, berjalan-jalan menikmati sore di Blitar Djadoel. Sebuah bazar yang diikuti oleh dinas-dinas di bawah pemerintah Kota Blitar dan juga swasta. Di Blitar Djadoel menjual dan mempertunjukkan makan-makanan tempo dulu dan barang-barang kuno.

Untuk Blitar Djadoel Jilid 3 ini, terasa lebih ramai dibanding sebelumnya. Sepanjang jalan Merdeka Timur, yaitu barat Alon-alon sampai Toko Ijo, berjajar 2 deret stan-stan unik dengan pernak-pernik jadulnya. Sepanjang perjalanan kita bisa menemui kuliner jadul yang dikenal oleh orang-orang Blitar, mulai dari pecel, thiwul, ampok, capar punten, lepet, gatot, kicak, cenil, gulali bahkan kerak telur dari betawi pun ada. Dan untuk minuman ada ice drop, legen, dawet, pleret dan masih banyak kuliner-kuliner tempo dulu yang mungkin saat ini mulai sulit ditemui.

Selain makanan, ada juga barang-barang tempo dulu, seperti motor, mobil, laptop, tv, dan foto-foto yang memperlihatkan Kota Blitar pada tempo dulu. Memasuki gerbang Blitar Djadoel kesan kuno, zaman-zaman perjuangan atau menjelang kemerdekaan begitu terasa. Setiap penjaga stan memakai pakaian-pakain jadul. Ada juga pertunjukan kesenian yang membuat suasana menjadi tambah meriah. Untuk melihat suasana Blitar Djadoel jilid 3, lihat saja foto-foto yang berhasil saya dapatkan, agar kamu juga merasakan kesannya datang ke bazar tahunan ini.


Tahun ini sudah lulus kuliah, tidak lagi jalan-jalan di Blitar Djadoel bersama teman-teman lagi. Walau sempat janjian untuk melihat bareng-bareng tetapi lagi sudah sulit diwujudkan. Selain di sisi barat, di timur kantor wali kota juga ada pameran, tetapi lebih pada pengenalan produk usaha. Kabarnya pada malam penutupan Blitar Djadoel dimeriahkan dengan kempang api selama 30 menit. Hari itu ketika saya melihat adalah hari terakhir dan menjelang sore sudah ramai pengunjung.

Yang berbeda kali ini adalah, saya temui banyak sekali penjual Kerak Telor, jajanan khas Jakarta. Apakah memang penjual-penjual ini selalu bermigrasi ke bazar-bazar. Campur aduknya antara penjual makanan atau penjual barang-barang yang tidak dalam format jadul menjadikannya kurang nyaman. Kesannya ada yang jadul ada yang modern. Serta barang-barang yang dipamerkan masih belum terlalu banyak, dan harusnya bisa lebih unik dan jadul lagi.

Pernahkah kamu ke Blitar? Yang terkenal di sini adalah Makam Bung Karno-nya, sebagai presiden pertama dan proklamator yang kharismatik ini, saya yakin masih banyak pengagumnya. Kalau ada kesempatan mampirlah ke kota kecil ini, untuk menikmati pecel atau es pleretnya. Melihat detak jantung lukisan Bung Karno di musiumnya yang ada di kompleks makamnya. Atau, berkunjung ke Candi Penataran, sebagai candi terbesar di Jawa Timur sebagai peninggalan Majapahit.